Sandiaga Salahuddin Uno resmi menjadi kader Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pada Rabu, 14 Juni 2023. Sandiaga resmi memegang kartu tanda anggota (KTA) dan mengenakan jas hijau selepas dilantik menjadi anggota PPP. Keputusan ini tidak terjadi begitu saja dan sudah difikirkan secara matang dengan berkonsultasi dengan berbagai tokoh serta berkontemplasi dan juga melakukan sholat istikhoroh sehingga akhirnya memutuskan untuk masuk menjadi anggota PPP.
1. Keluarga Besar Bagian PPP
Sandiaga berkontemplasi selama 7 bulan sebelum akhirnya yakin menjadi kader PPP. Aktif menyambangi kiai, ulama, dan tokoh masyarakat di berbagai daerah untuk memperoleh masukan. Sandiaga tidak lupa memohon do’a restu kepada sang Ibu Mien R. Uno dan juga sang istri, Nur Asia. Ia menyebut istrinya sangat menyambut positif mengingat keluarga besarnya merupakan bagian dari PPP. “Karena konsep politik yang diusung Islam yang rahmatan lil alamin, kita harus membawa berkah untuk semesta alam. Jadi nanti ini yang akan kita perjuangkan”.2. Usung Ekonomi Hijau
Sejak memutuskan masuk ke dunia politik, Sandiaga berkeliling ke berbagai daerah di Indonesia dan isu paling utama yang dirasakan masyarakat adalah ekonomi, yaitu pendapatan yang layak untuk keluarga, harga-harga bahan pokok dan biaya hidup yang tinggi. Sandi yakin PPP mampu hadir di tengah gejolak kegelisahan masyarakat dengan menghadirkan harga murah, kerja mudah dan hidup berkah dalam visinya bergabung dengan Partai Persatuan Pembangunan.3. Kesepahaman Gagasan
Sandiaga memaparkan penyebab dirinya tertarik menjadi bagian dari PPP karena adanya kesepahaman gagasan antara dua belah pihak. Kesepahaman itu perihal diskursus ekonomi. Partai yang fokus pada percepatan pembangunan. Ia berharap parpol yang nanti akan dipilihnya dapat bekerja sama untuk menangkap aspirasi rakyat demi kemajuan Indonesia.4. Partai Para Pemuda
Tahun 2045 Indonesia diprediksi memasuki masa Indonesia Emas sejalan dengan bonus demografi dengan banyaknya jumlah angkatan kerja yang produktif. Sandi memiliki visi bagaimana anak-anak muda yang didominasi oleh millenial dan Gen Z bisa memberikan kontribusi positif bagi pembangunan bangsa. Sandi mengajak anak-anak muda untuk tidak antipati terhadap politik karena masa depan Indonesia berada di tangan para pemuda yang mampu menjadi bagian dari proses berdemokrasi.